Selasa, 19 April 2016

Brahrang yang Binjai - Deba Deri Group

     

Brahrang yang Binjai


     Walaupun rapiah itu manis, tetapi daging buahnya kering, tidak berair. Ia tidak menyegarkan seperti layaknya buah yang kita harapkan.
     Di Kabupaten Binjai ditemukan kultivar rambutan yang buahnya cukup berair, tetapi tidak asam seperti si nyonya. Ia lebih menyegarkan daripada rapiah, walaupun manisnya agak kalah. Kemanisan rapiah disebabkan oleh kadar glukosa yang hanya diasami oleh vitamin C sedikit saja (hanya 20,71%). Sedangkan kadar glukosa dalam binjai diasami oleh vitamin C sampai 22,34%.
     Binjai ini terkenal sebagai binjai di kalangan penggemar luar Sumatera, tetapi di kalangan orang Binjai sendiri ia dikenal sebagai brahrang.
     Warna buahnya yang merah cerah sungguh menarik kalau sudah bergelantungan di pucuk ranting menunggu dipetik. Penampilannya pernah membuat penasaran beberapa penggemar tabulampot (tanaman buah dalam pot). Sayang ia sulit disuruh berbuah dalam pot. Kalau pun berhasil, daun sosok tanamannya jadi jarang, karena semua energi dikerahkan untuk membesarkan buah. Ia lalu tidak bisa dibanggakan sebagai tanaman hias lagi.
     Kunci keberhasilannya terletak pada keteraturan merawat tanaman yang memerlukan cahaya matahari cukup, dan musim kering yang tegas di akhir kemarau untuk merangsang pembungaan, tetapi juga segera diikuti guyuran hujan yang cukup setiap hari di musim hujan berikutnya, setelah terbentuk buah pentil.
Kalau tidak, pohon minta tanahnya cukup disirami, agar buah tidak kekurangan air sampai kopong. Kelembapan oleh penyiraman ini akan sangat dibantu kalau pohon diberi mulsa bahan organik banyak-banyak di sekitar batangnya.
     Untuk mendorong pembentukan bunga (dan buah), cabang-cabangnya yang pernah berbuah perlu dipangkas (setelah panen). Cabang ini tidak akan berbunga di musim berikutnya. Dengan pemangkasan ini akan muncul tunas-tunas ranting baru yang diharapkan bisa berbunga baru lebih banyak.
     Setelah pemangkasan, pohon sudah tentu perlu dipupuk. Setiap 3 bulan, dipupuk campuran Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1, sebanyak 2 – 3 ons tiap batang. Tetapi makin lama makin ditingkatkan sejalan dengan pertumbuhan pohon. Sebelum dipupuk, tanah sekitar batang harus disiangi rumput liarnya sampai bersih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar