Pembungahan Rambutan
Ø Pembungaan dan bunga
Tumbuhan
rambutan ini menghasilkan bunga
setelah 7 tahun jika ditanam dari biji, namun pada usia 2 tahun sudah dapat
berbunga jika diperbanyak secara vegetatif. Rambutan biasanya berumah dua,
tetapi bersifat androdioecious, ada tumbuhan jantan dan tumbuhan banci.
Tumbuhan jantan tidak pernah bisa menghasilkan buah.
Bunga tersusun pada tandan di
ujung ranting, harum, kecil-kecil, warnanya hijau muda.
Bunga jantan dan bunga betina
tumbuh terpisah dalam satu pohon. Pembungaan rambutan dipengaruhi oleh
musim atau ketersediaan air. Masa kering tiga bulan menghentikan pertumbuhan
vegetatif dan merangsang pembentukan bunga. Di daerah Sumatera bagian utara,
yang tidak mengenal musim kemarau rambutan dapat menghasilkan buah dua kali
dalam setahun. Di tempat lain, bunga muncul biasanya setelah masa kering 3
bulan (di Jawa dan Kalimantan biasanya pada bulan Oktober dan
November).
Bunga majemuk, tersusun dalam
karangan, dengan ukuran satuan bunga berdiameter 5mm atau bahkan lebih kecil.
Bunga jantan tidak menghasilkan putik. Tumbuhan banci yang baru berbunga
biasanya menghasilkan bunga jantan, baru kemudian diikuti dengan bunga dengan
alat betina (putik). Bunga banci (hermafrodit) memiliki benang sari yang
fungsional dan memiliki dua bakal buah, meskipun jika terjadi pembuahan hanya
satu yang biasanya berkembang hingga matang, sementara yang lainnya tereduksi.
Penyerbukan dilakukan oleh berbagai jenis lebah, namun yang paling sering hadir
adalah Trigona, lebah kecil tanpa sengat berukuran sebesar lalat. Di berbagai
apiari, bunga rambutan juga menjadi sumber utama nektar bagi lebah peliharaan.
Bagian-bagian bunga adalah :
1. Calix (kelopak), berfungsi untuk melindungi bunga ketika masih kuncup
2. Corolla (mahkota), berfungsi sebagai hiasan bunga untuk menarik serangga
3. Stamen (benangsari), terdiri dari filamen (tangkai sari), antera (kepala sari), pollen (serbuk sari)
4. Pistillum (putik), terdiri dari stigma (kepala putik), stillus (tangkai putik), ovarium (bakal buah), ovullum (bakal biji)
1. Calix (kelopak), berfungsi untuk melindungi bunga ketika masih kuncup
2. Corolla (mahkota), berfungsi sebagai hiasan bunga untuk menarik serangga
3. Stamen (benangsari), terdiri dari filamen (tangkai sari), antera (kepala sari), pollen (serbuk sari)
4. Pistillum (putik), terdiri dari stigma (kepala putik), stillus (tangkai putik), ovarium (bakal buah), ovullum (bakal biji)
Ø Buah rambutan
Buah rambutan terbungkus oleh
kulit yang memiliki "rambut" di bagian luarnya (eksokarp). Warnanya
hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga merah ketika masak/ranum.
Endokarp berwarna putih, menutupi "daging". Bagian buah yang dimakan,
"daging buah", sebenarnya adalah salut biji atau aril, yang bisa
melekat kuat pada kulit terluar biji atau lepas ("rambutan ace"/ngelotok).
Buah bentuknya bulat lonjong,
panjang 4-5 cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas sampai kaku. Kulit
buahnya berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah kalau sudah masak.
Dinding buah tebal. Biji bentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih
transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air, rasanya bervariasi
dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu. Rambutan berbunga pada akhir
musim kemarau dan membentuk buah pada musim hujan, sekitar November sampai
Februari.
Pohon dengan buah masak sangat
menarik perhatian karena biasanya rambutan sangat banyak menghasilkan buah.
Jika pertumbuhan musiman, buah masak pada bulan Maret hingga Mei, dikenal
sebagai "musim rambutan". Masanya biasanya bersamaan dengan buah
musiman lain, seperti durian dan mangga.
Biji
terdiri dari :
1. Spermodermis (kulit biji)
2. Funiculus (tali pusat)
3. Nucleus seminis (inti biji)
terdiri dari :
1. Spermodermis (kulit biji)
2. Funiculus (tali pusat)
3. Nucleus seminis (inti biji)
Perbaikan varietas yang dilakukan di Indonesia dan sejumlah
negara lain hingga saat ini dilakukan oleh lembaga penelitian milik pemerintah.
Di Indonesia, Balai Penelitian Buah Solok yang melakukan tugas ini. Pola
perbaikan yang diterapkan hingga saat ini adalah seleksi dari plasma nutfah
yang tumbuh di berbagai pusat keanekaragaman di Indonesia, terutama di
Sumatera, Kalimantan, serta Jawa. Lembaga di Malaysia yang melakukan
perbaikan kultivar adalah MARDI.
Varietas unggul rambutan yang
sudah dilepas Departemen Pertanian Republik Indonesia hingga 2005
adalah
1. 'Rapiah' dari Pasarminggu,
2. 'Bahrang' dari Langkat,
3. 'Lebakbulus' dari
Pasarminggu,
4. 'Sibatuk Ganal' dari Sungai
Andai, Kalimantan Selatan,
5. 'Nona' dari Kampar, Riau,
6. 'Binjai' dari Pasarminggu
7. 'Antalagi' dari Sungai
Andai, Kalimantan Selatan,
8. 'Sibongkok' dari Sungai
Luhut, Kalimantan Selatan,
9. 'Garuda' dari Sungai Andai,
Kalimantan Selatan
10.'Tangkue Lebak' dari
Kecamatan Maja, Kalimantan Selatan,
11.'Narmada' dari NTB,
12.'Kundur' dari Riau
Selain
itu, dikenal pula beberapa ras lokal yang juga dikenal baik untuk keperluan
terntentu, seperti 'Sinyonya' dan 'Sitangkue' yang dianjurkan untuk digunakan
sebagai batang bawah dalam okulasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar