Kamis, 21 April 2016

Rambutan Tanpa Rambut Aspal - Deba Deri Group



RAMBUTAN TANPA RAMBUT ASPAL

Januari - Februari akrab dengan musim rambutan. Banyak penjual rambutan yang menjajakannya di pinggir jalan. Rambutan berbagai jenis dari mulai yang asam sampai manis bisa kita dapatkan dengan harga yang bervariasi dan tentu saja dipengaruhi keterampilan kita dalam hal tawar menawar harga, hehehehe. Saya sendiri tidak pernah sengaja membeli rambutan, bukan karena tidak suka. Tapi lebih karena malas tawar menawar dengan penjual. Saya tahu benar harga buah rambutan. Karena dirumah mertua saya banyak pohon rambutan. Kalo sedang musim paling mahal dari yang punya, rambutan hanya dihargai 1000-2000 per kg. Sah sah saja penjual mengambil untung, tapi menurut saya kadang penjual keterlaluan ngambil untungnya (bisa 20 rb/kg).

kiri: rambutan gundul asli, kanan: rambutan gundul palsu. rambutan gundul palsu yang saya beli lebih rapi dari gambar sebelah kiri (sangat mirip dengan asli). Hanya saja lupa tidak saya abadikan dengan kamera HP.



Hari Kamis minggu lalu saya ikut ke Auto 2000 daerah Pamanukan Subang Jawa Barat untuk service mobil berkala. Pulang dari Auto 2000, ketika lewat di perlintasan kereta Api daerah Pagaden saya tergoda melihat rambutan yang dijajakan dipinggir jalan. Ada sekitar 8 pedagang disisi Kanan dan Kiri jalan. Rambutan yang dijajakan bukan rambutan biasa tapi rambutan tanpa rambut (rambutan gundul), dari kejauhan mirip buah ceri namun ukurannya lebih besar dan sedikit panjang. Spontan saya suruh suami untuk meminggirkan kendaraan, ketika belum sempat menghampiri penjual, saya sudah dihampiri terlebih dahulu. Basa basi donk tanya ke penjual, "harganya saberaha mang?", "tilu puluh bu" . Saya kaget, wow harganya mahal banget, bagaimana tidak mahal 30 rb itu terdiri dari 3 ikat rambutan, tiap ikat isi nya sekitar 10 buah. Dalam hati saya, mungkin karena ini rambutan tanpa rambut makanya lebih mahal. Baiklah akan saya tawar. Dengan bahasa campur-campur karena tidak lancar berbahasa Sunda saya tawar 10 ribu rupiah. Kata si penjual 20 saja, saya masih menolak. Akhirnya karena penasaran, saya bilang lagi ke pak penjualnya kalau saya hanya penasaran dan ingin membeli sedikit, bagaimana jika saya beli satu ikat kecil dengan harga 10 rb rupiah dan akhirnya diijinkan oleh si bapak penjual. Sambil mengeluarkan uang 10 ribuan, saya pastikan kembali dan bertanya ke pak penjual. Rambutan ini asli tidak berambut, dan penjualnya bilang "ASLI" meyakinkan. Oke baiklah, menebus rasa penasaran. Diatas mobil saya perhatikan rambutan itu dengan seksama, sepersekian menit saya tersadar kalau saya sudah ditipu penjual. Rambutan tanpa rambut yang saya beli ternyata palsu, suami sayapun ikut meyakinkan kalau rambutan itu memang palsu (tidak sempat saya abadikan dengan kamera hp). Karena sudah dibeli saya buka dan saya makan saja, rasanya sedikit asam tapi kalis seperti rambutan aceh. Aaa...h saya kesal sekali kena tipu, untung hanya 10 rb. Bagaimana bisa mereka melakukan penipuan serapi ini dan entah sudah berapa banyak yang tertipu seperti saya. Kalau diperhatikan dengan seksama barulah kita tahu kalau ini rambutan gundul asli tapi palsu a.k.a ASPAL. Benar benar rapi satu rambutpun tak ada. Membuat saya berpikir keras bagaimana cara mereka melakukan dan bisa menyamarkannya (lebayyyyy), setelah mengamati beberapa kali barulah jelas terpikir cara yang mereka lakukan, terlebih lagi ketika mencium bau tangan setelah mengupas rambutan gundul aspal yang berbau sisa bakaran, mirip daun pisang yang bakar. Oh jadi seperti itu...... mereka melakukan penipuan ini dengan menggunting bulu rambutan terlebih dahulu lalu difinishing dengan cara dibakar untuk menghilangkan sisa rambut yang tidak tergunting dan menyamarkan sisa guntingan agar terlihat rata. Jaman sekarang ada saja orang yang ingin untung besar, dengan jalan penipuan seperti ini. Hati-hatilah kalau lewat di perlintasan kereta api Pagaden jangan sampai tergoda melihat rambutan gundul aspal seperti saya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar