Rambutan
yang dipanen warga Dukuh Planggading, Desa Margorejo, Kecamatan Dawe ternyata
memilili keragaman jenis. Dari keempat jenisnya memiliki tekstur kulit dan
daging buah yang berbeda.
Salah
satu penjual rambutan di Planggading, Margorejo, Dawe Ashadi mengatakan, dalam
panen raya rambutan ini ada empat jenis buah rambutan. ”Di antaranya rambutan
lokal, rambutan bince lokal, rambutan gading, dan rambutan tempel,” paparnya.
Untuk
ke empat jenis rambutan tersebut juga mempunyai ciri dan perbedaan. Sehingga
pembeli harus bisa membedakan disaat membeli rambutan yang diinginkan.
”Perbedaan
jenis rambutan itu memang terletak di warna kulit, besar buah, dan bentuk
daging buah. Namun untuk musim panen, pohon dan sejenisnya bisa dikatakan tidak
ada bedanya dan semuanya hampir mirip,” ujarnya.
Dari
perbedaan ke empat jenis rambutan itu, yang nampak menonjol adalah rambutan
lokal. Yaitu buahnya sebesar bola pingpong, kulitnya berwarna merah, dan
kulitnya agak tipis. Namun untuk rambutan bince lokal buahnya lebih besar,
kulitnya agak sedikit tebal, dan warna kulitnya berwarna merah.
Sementara
rambutan gading, kulitnya berwarna merah kuningan dan buahnya sebesar bola
pingpong. Sedangkan untuk rambutan tempel atau rambutan dari hasil stek (persilangan)
antara rambutan lokal dan gading, maka kulitnya berwarna kuning polos dan
kulitnya agak tipis.
Hanya
saja, nama dari jenis ke empat rambutan tersebut para penjual tidak tahu persis
asal usulnya. Akan tetapi nama atau sebutan dan perbedaan rambutan itu didapat
dari orang-orang sebelumnya.
”Kalau
masalah nama atau sebutan rambutan itu, kita tidak tahu persis. Itupun saya
tahu dari orang dahulu. Untuk harga satu ikat rambutan juga bervariasi.
Rambutan lokal Rp 5 ribuan, rambutan bince lokal Rp 6 ribu hingga Rp 7 ribu,
rambutan ganding Rp 6500 hingga Rp 7.500, dan rambutan tempel Rp 7 ribuan,”
imbuhnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar