Panen Rambutan Organik
Bulan Desember-Februari adalah bulan panen
raya buah rambutan di wilayah pulau Jawa. Kebun di kampung halaman mang Koko
berjajar dari barat ke timur pohon-pohon rambutan Rapiah, Binjai, dan Lebak
yang lagi ranum merah membara menampakkan dompol-dompol buah yang sangat
menggoda.
Hanya si Rapiah rupanya lagi ngambek, berbuah
sangat sedikit, tidak maksimal, walau memang dasarnya varietas Rapiah ini
memang umumnya tidak berbuah sangat lebat. Mungkin butuh peremajaan karena
umurnya sudah cukup tua dan kurang perawatan. Sedangkan Binjai dan Lebak sarat
dengan buah. Padahal ketiganya diperlakukan dan di tanam di area yang relatif
sama.
Pohon-pohon ini bisa dikatakan sebagai tanaman
organik, karena memang tidak pernah tersentuh pupuk kimiawi buatan pabrik
maupus pestisida kimia. Tidak dilakukan pemupukan secara khusus, hanya
sekedarnya saja. Sekitar 2-3 meter dari pokok batang dibuat lubang sekitar 1 m
x 1 m, untuk menampung sampah organik berupa serasah daun dan sisa rumah
tangga.
Demikian pula dengan pengendalian hama. Pada
pohon-pohon buah yang ditanam di kebun perkampungan seperti ini biasanya tidak
dilakukan sama sekali. Dibiarkan tumbuh alami apa adanya tanpa tersentuh
pestisida kimiawi. Memang terkadang terserang ulat yang memakan sebagian
daunnya. Walau tanpa upaya apapun untuk mengurangi tingkat serangannya, toh
ternyata pohon tetap bertahan, tidak mati. Serangan seperti ini biasanya
mengikuti semacam siklus yang kemudian akan reda dengan sendirinya.
Sahabat-sahabat sekalian …
Rambutan adalah
tanaman tropis yang tergolong ke dalam suku lerak-lerakan atauSapindaceae, tanaman ini berasal dari daerah kepulauan
di Asia Tenggara. Kata “rambutan” berasal dari bentuk buahnya yang pada
kulitnya terdapat rumbai yang menyerupai rambut.
Rambutan banyak terdapat di daerah tropis seperti Afrika,
Kamboja, Karibia , Amerika Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Filipina,
Thailand dan Sri Lanka. (Wikipedia.org)
Ada banyak varietas rambutan unggul yang
ditanam di Indonesia, tetapi kali ini hanya akan disinggung 3 varietas
saja yang kebutulan dumbuh di kebun kampung halaman mang Koko. Yaitu Rapiah,
Lebak, dan Binjai.
Rambutan Rapiah
Varietas Rapiah
berasal dari Pasar Minggu, buahnya berwarna hijau kekuningan dengan rambut yang
sangat pendek dibanding jenis lain, kasar, agak jarang, dan berwarna hijau
dengan ujung kemerahan. Rapiah mempunya sifat unggul dimana daging buahnya
tebal, putih, kenyal, ngelotok, dan kering tidak berair. Ukuran buahnya relatif
kecil, sekitar 18-20 gram. Rasanya manis dan kenyal dengan aromanya yang tidak
tajam.
Rambutan Lebak
Varietas rambutan Lebak
Bulus, atau sering disingkat dengan Lebak saja berasal dari Lebak Bulus, Pasar
minggu, Jakarta Selatan. Pada tahun 1985 rambutan ini dilepas sebagai varietas
unggul oleh Menteri Pertanian. Buahnya berbentuk bulat dan berwarna merah.
Rambut buahnya panjang, halus, agak jarang, dan berwarna merah dengan ujung
kekuningan. Daging buahnya berwarna putih, kenyal, berair banyak, dan ngelotok
dengan kulit biji melekat. Rasanya manis agak asam sehingga terasa segar.
Bijinya berukuran sedang dan berbentuk lonjong. Produksi pohon per tahun cukup
tinggi yaitu sekitar 50-100 kg.
Rambutan Binjai
Rambutan varietas
Binjai berasal dari daerah Binjai, Sumatera Utara. Rambutan ini termasuk
varietas terbaik di Indonesia. Rasanya manis, berair, sehingga terasa segar dimakan.
Diantara 3 varietas yang tumbuh di kebun, varietas ini menjadi yang paling
disukai. Buahnya berwarna merah tua. Bentuknya bulat agak lonjong. Kulit
buahnya tebal dan agak keras. Rambut buahnya panjang, jarang-jarang, kasar.
Daging buahnya berwarna putih, kenyal, dan ngelotok dengan kulit biji melekat.
Bijinya bulat dan berukuran sedang.
Produktivitasnya memang tidak setinggi Lebak,
per pohonnya hanya menghasilkan sekitar 40-68 kg/tahun. Tetapi penebas menghargai
di kebun cukup tinggi, yaitu mencapai Rp 8.000,- per Kg (data pada bulan
Januari 2014). Bandingkan dengan varietas Lebak yang hanya Rp 3.000,- per Kg.
Bagi penggemar tabulampot, varietas Binjai ini
sangat disukai karena bentuk dan warna buahnya menarik, rimbun, sehingga
menarik tampil di atas pot. Selain itu yang lebih penting adalah mudah dan
cepat berbuah di pot dibandingkan varietas lain. Bibit yang berasal dari
okulasi atau sambung pucuk setinggi kurang lebih 60 cm bisa berbuah kurang dari
setahun setelah tanam di pot.
Rambutan mestinya bisa menjadi produk unggulan
negeri kita. Buah eksotis ini mestinya bisa menjadi sajian di tempat-tempat
bergengsi seperti hotel. Negeri kita adalah sorga buah yang luar biasa. Tetapi
kenapa ya ? Di hotel-hotel berbintang buah yang disajikan hanya itu-itu saja :
melon, semangka, anggur. Terkadang memang ada pepaya. Bukankan asyik jika ada
di sana : mangga, rambutan, jambu, jamblang dsb. … he he he :v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar